Batu Bara, Sumut 16/10 (indonesiaaktual.com) – Aula Kantor Bupati Batu Bara, Kecamatan Lima Puluh, Sumut, Kamis (16/10/2025) pagi kelihatan lebih meriah.
Berbagai media pembelajaran sederhana, tetapi kreatif karya 100 guru dari 40 sekolah dasar (SD) yang diletakkan di atas meja yang ditata secara leter U di aula itu menambah kemeriahan ruangan itu.
Ada “Papan Waktu” karya UPT SDN 05 Tanjung Kasau, Kecamatan Laut Tador yang mengajarkan anak -anak tentang waktu jam.
Kemudian ada Padut alias Papan Sudut, hingga Saku Bangun
karya Guru UPT SDN 12 Titi Putih yang mengajarkan “Bangun Datar” seperti segitiga, segi empat, persegi panjang, trapesium dan lainnya.
Termasuk Pabi Cabu (Papan Bilangan Cacah Seribu) karya guru UPT SDN 03, Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir yang mengajarkan tentang ribuan, ratusan, puluhan dan satuan.
Karya 100 guru Kabupaten Batu Bara hasil kolaborasi Pemkab Batu Bara dan Tanoto Fondation itu untuk mendorong numerisasi siswa.
Pemerintah Kabupaten Batu Bara mengapresiasi dukungan Tanoto.
“Wah kreatif ya media-media pembelajarannya, semoga numerasi anak-anak didik kita meningkat,” ujar
Wakil Bupati Batu Bara, Syafrizal, S.E., M.AP di Batu Bara, Kamis (16/10/2025)
Dia mengatakan itu saat meninjau semua media pembelajaran yang dibuat 100 guru dari 40 SD di Batu Bara itu usai resmi membuka kegiatan Panen Karya Project Lentera dan Guru FASDA Grant Batu Bara di Aula Kantor Bupati Batu Bara, Kecamatan Lima Puluh itu, Kamis (16/10/2025),
Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan gelar karya dan kompetensi guru sekolah dasar dalam pemanfaatan media pembelajaran sederhana guna mendorong numerisasi siswa berbasis lingkungan yang bahagia.
Mengusung tema “Berpikir Kritis, Aktif Belajar, Hadapi Tantangan, Analisis Informasi, Giat Berlatih, Inovatif, Ambisius”, kegiatan itu dilatarbelakangi hasil rapor pendidikan Kabupaten Batu Bara tahun 2025,.
Kategori kompetensi numerisasi pada jenjang sekolah dasar di Batu Bara masih berada pada kategori sedang (65,23%).
“Apresiasi besar kepada Tanoto Foundation atas dukungannya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Batu Bara. Harapannya kerja sama masih terus berlangsung walau diakui pemkab harus belajar mandiri setelah mendapat binaan,”ujar Syafrizal yang didampingi
Asisten 1 Setdakab Batu Bara Edwin Aldrin Sitorus.
Dia menegaskan, kegiatan itu sangat penting untuk mendorong para guru meningkatkan kemampuan literasi dan numerisasi.
“Kedua aspek itu merupakan fondasi utama dalam dunia pendidikan,” ujar Syafrizal.
Apalagi, katanya, kondisi sosial masyarakat saat ini dalam status darurat narkoba dan maraknya judi online yang sudah mulai menyasar kalangan pelajar.
“Kalau tidak diatasi, Bonus Demografi dan cita-cita Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai masyarakat,” katanya.
Pemkab Batu Bara, ujar dia, dengan dukungan semua pihak termasuk Tanoto, berharap kategori kompetensi numerisasi pada jenjang sekolah dasar di Batu Bara naik peringkat hingga 80-90 persen dari posisi kategori sedang (65,23%).
Guru UPT SDN 12 Titi Putih, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Batu Bara, Sumut, Devi Yanti Siadari S.Pd, mengaku terobsesi membuat Media Saku Bangun setelah menyadari sebagian besar murid tidak atau sulit memahami materi belajar tentang bangun datar yang diajarkan di kelas 2 SD.
Menurut dia, banyak anak yang kurang paham walaupun di
terangkan berulang kali.
“Setelah mendapat pelatihan dari Tanoto, saya mencari cara dan menghubungkannya dengan benda – benda yang sering dijumpai anak2 dilingkungan sekitar. Jadilah Media Saku Bangun,” ujar Devi Yanti Siadari.
Dia bersyukur menjadi salah satu guru yang mendapat pelatihan Tanoto karena sangat bermanfaat .
Dengan adanya kegiatan tersebut, membuat dia lebih kreatif untuk membuat media pembelajaran dan anak murid lebih aktif, lebih senang belajar dan mudah memahami.
“Siswa lebih aktif dan suka belajar, saat guru menggunakan media pembelajaran. Terimakasih Tanoto dan Pemkab Batu Bara,” katanya.
//Program Fasda Tanoto//
Program Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation bertujuan
meningkatkan kompetensi dalam memanfaatkan media pembelajaran sederhana.
100 guru SD di Kabupaten Batubara telah menyelesaikan pelatihan intensif selama tiga bulan dalam program Fasda Tanoto Foundation.
Program ini juga bakal mendorong peningkatan numerasi siswa berbasis lingkungan bahagia.
Program yang berlangsung Juli hingga September 2025 itu meliputi tahap persiapan, pelatihan, serta pendampingan langsung di sekolah-sekolah.
Pelatihan diberikan dua tim penggerak Fasda, yakni Tim Guru Bisa yang terdiri dari Lili Gusni, Siti Najaliyah, dan Juni Hari Yanto, sementara Tim Lentera dipimpin Arief Mahdian, Desi Yusnizar, Merli Gultom, Wan Syahfina Yahmi Hasibuan, dan Syamsul Susidi.
Pelatihan dan pendampingan dilakukan di tiga kecamatan yang melibatkan total 20 SD di Batu Bara.
Menurut Tim Guru Bisa, Juni Hari Yanto, inisiatif Fasda Perubahan muncul dari dua tantangan utama yang dihadapi dunia pendidikan dasar di Batu Bara.
Pertama, Rapor Pendidikan 2025 menunjukkan bahwa capaian numerasi siswa SD masih berada pada kategori sedang.
Kedua, minimnya penggunaan media pembelajaran di kelas, yang membuat proses belajar cenderung monoton dan kurang kontekstual.
Dia menilai perlunya program itu dilanjutkan melalui dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara, agar pelatihan serupa dapat diadopsi oleh kelompok belajar lain di seluruh wilayah.
Regional Lead Tanoto Foundation, Medi Yusva, mengapresiasi para guru yang telah menunjukkan semangat luar biasa selama proses pelatihan dan termasuk mampu menghasilkan media pembelajaran seperti yang dipamerkan.
Dia menyebutkan, para fasilitator daerah ini merupakan aset berharga.
“Tanoto tidak ingin datang, melatih, lalu pergi. Kami ingin membangun kapasitas lokal agar para fasilitator inilah yang menjadi penggerak perubahan pendidikan di daerahnya sendiri,” katanya.
Tanoto Foundation menyadari keterbatasan untuk menjangkau seluruh wilayah, sehingga keberadaan fasilitator daerah dinilai menjadi solusi strategis dalam memperkuat kompetensi guru dan menyesuaikan program dengan kebutuhan lokal.
“Harapannya fasda dan kemudian guru yang sudah mendapat pelatihan bisa terus menumbuhkan guru -guru yang berkompeten sehingga tingkat numerasi maupun litetasi di Indonesia semakin tinggi untuk bisa mewujudkan Generasi Emas 2045,” ujar Medi Yusva. (lis)








