Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM) UMSU mengadakan seminar dengan tema anti terorisme, radikalisme dan islamphobia. Seminar yang diadakan di UMSU dihadiri oleh seratusan peserta dengan pembicara Saad Almaedany (Kombatan NII) dan Ismail Koto MH (Pakar Hukum UMSU).
Dalam seminar, Saad Almaedany yang tercatat pernah terlibat dengan kelompok terorisme di Indonesia mengatakan bahwa rekruitmen terorisme belakangan menyasar kelompok muda, termasuk mahasiswa.
“Belakangan, kelompok teroris kerap merekrut generasi muda karena dianggap punya kekuatan lebih dan idealisme. Perekrutan di kalangan generasi muda sering melalui isu kebencian terhadap negara. Mulai dari kemiskinan, kesenjangan dan penegakan hukum yang tidak adil,” ujarnya.
“Dengan isu seperti itu, diharapkan orang akan membenci negara dan menolak tunduk pada aturan yang berlaku sehingga berani melakukan kejahatan yang mengakibatkan teror, dan sering memakan korban orang yang tidak bersalah,” tambahnya.
Sedangkan Ismail Koto menambahkan, isu terorisme adalah kejahatan yang seharusnya menjadi lawan semua orang, termasuk lawan semua agama. Namun para pelaku teror sering berlindung dengan embel-embel Islam.
“Sejatinya, Islam itu menolak terorisme. Namun seringkali aksi terorisme dituduhkan sebagai ajaran Islam. Dan sayangnya, banyak pengalihan issu terorisme yang mengarah pada ajaran Islam. Ini tentu menjadi sebuah kesalahan yang mestinya diluruskan,” sebutnya.
Untuk menangkal itu, generasi muda harus selalu berupaya meningkatkan pengetahuan keislamannya agar bisa membedakan mana ajaran Islam yang sesungguhnya. “Selain itu, generasi muda juga mesti terlibat aktif dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa terorisme apapun alasannya adalah sebuah kejahatan,” tambahnya. (ril/hmt)