Medan, 19/3 (indonesiaaktual.com) – PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina meresmikan Health, Safety, Security & Environment (HSSE) Demo Room di Kantor PGN Medan, Glugur, Sumatera Utara untuk tingkatkan budaya keselamatan operasi gas bumi.
” HSSE Demo Room bernilai penting dalam meningkatkan internalisasi budaya penerapan HSSE di lingkungan kerja mengingat PGN juga mengelola kegiatan usaha bisnis gas bumi yang memiliki tingkat risiko tinggi dalam aspek keselamatan kerja, “ujar Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro di Medan, Senin (18/3/2024).
Dia mengayakan itu usai seremonial peresmian HSSE Demo Room Medan.
HSSE Demo Room Medan akan menjadi salah satu sarana induksi bagi para pekerja dan mitra kerja terkait 16 Elemen Corporate Life Saving Rules (CLSR).
Mulai Tools & Equipment Rules, Safe Zone Position, Permit to Work, Isolation Rules, Confined Space, Lifting Operation, Fit to Work, Working at Heigh, Personal Floating Device Rules, System Override rules, Asset Integrity Rules, Excavation Rules, Gas Test Rules, Seat Belt Rules, dan No Alcohol& Illegal Drugs Rules.
“HSSE Demo Room merupakan salah satu wadah implementasi CLSR Pertamina untuk pengendalian risiko agar seluruh aktivitas operasi hulu sampai hilir Migas Pertamina Group dapat dilakukan secara aman, ” katanya.
Setelah itu, ujar fia, implementasi HSSE di PGN selaku Subholding Gas diharapkan dapat terus berjalan secara sungguh-sungguh.
Aspek keamanan yang optimal akan mendukung gas bumi dapat terutilisasi dengan baik, sehingga dapat menyediakan non stop energi bagi masyarakat Sumatera dan sekitarnya.
Wiko Migantoro menyebutkan, keberadaan HSSE Demo Room diharapkan semakin meningkatkan ‘awareness’ terhadap pentingnya aspek-aspek di lingkungan kerja, khususnya untuk mencapai zero fatality.
Aspek keamanan harus selalu diingat dan dipatuhi oleh PGN maupun mitra.
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko menegaskan, dengan adanya HSSE Demo Room, semua dapat melihat langsung alat-alat untuk pengelolaan keamanan kerja lengkap beserta panduan-pandungan keamanan lainnya, sehingga sangat mendukung kegiatan utama PGN dalam pengelolaan distribusi gas bumi.
Selain panduan 16 elemen CSLR, pada HSSE Demo Room Medan juga ditampilkan prototipe dan jenis-jenis pekerjaan pembangunan infrastruktur pipa gas bumi bertekanan rendah hingga tinggi dan lainnya.
Seperti ilustrasi kedalaman galian pipa yang berbeda-beda berdasarkan besaran tekanan, valve gas bumi, dan peralatan-peralatan pendukung jaringan gas bumi baik di offshore maupun onshore.
“Dengan ditampilkannya hal-hal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam mengelola risiko layanan jaringan bisnis gas bumi termasuk ke dalam pekerjaan berisiko tinggi, ” ujar Arief Setiawan Handoko
Sebelumnya, PGN juga sudah mengoperasikan HSSE Demo Room yang berlokasi di Bandung.
HSSE Demo Room Medan ini akan melengkapi sarana implementasi HSSE PGN Subholding Gas dalam mengelola pemanfaatan gas bumi bagi seluruh pelanggan di wilayah Sales and Operation Region 1 (SOR 1) yang meliputi wilayah Sumatera dan sekitarnya.
Di wilayah SOR 1, saat ini PGN melayani 137.811 pelanggan yang terbagi menjadi 136.603 Rumah Tangga, 758 Pelanggan Kecil dan 450 Komersial industri dengan volume penyaluran sampai dengan 124,77 BBTUD.
Menurut Arief, penerapan aspek HSSE perlu diterapkan dari level top management sampai dengan pekerja demi berjalannya operasional bisnis yang aman secara menyeluruh.
“Sosialisasi dan edukasi mengenai HSSE telah diikuti sekitar 6000 personil baik internal maupun mitra kerja Subholding Gas dan harus terus disosialisasikan agar di lingkungan internal PGN maupun mitra agar senantiasa terpatri budaya Safety ketika memasuki area operasi PGN Group, “katanya.
Selain itu, potensi bahaya harus dipahami dengan baik agar dapat mencegah terjadi insiden dan implementasi HSSE dapat berlangsung efektif.
PGN juga berharap bahwa keberadaan HSSE Demo Room dapat mendukung implementasi Sistem Manajemen Keselamatan, dan Kesehatan Kerja, Pengamanan dan Pengelolaan Lingkungan Serta Energi (SMK3P2L-E).
PGN menetapkan kebijakan dan target yang diterapkan di seluruh wilayah operasional perusahaan untuk memastikan keberhasilan implementasi SMK3P2L- E.
Penerapan kebijakan tersebut guna meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. (lis)