Medan, 18/10/2025 (indonesiaaktual.com) –
Setelah sukses lewat Qodrat dan Pemukiman Setan yang menyedot jutaan penonton, Sutradara Charles Gozali
kembali menampilkan karya terbarunya yang diklaim paling gelap dan brutal yakni Tumbal Darah.
Film yang tidak hanya sekadar mengandalkan teror supranatural, Tumbal Darah yang akan mulai tayang 23 Oktober 2025 itu diyakini diminati penonton seperti film-filmnya sebelumnya.
Film ini sebelumnya sudah diputar dalam ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 dan berhasil meraih sambutan luar biasa.
Studio tempat film itu diputar penuh sesak, dan banyak penonton menggambarkannya sebagai “pengalaman menonton yang intens dan emosional.”
Nama Charles Gozali pun dipastikan menggema di dunia perfilman Indonesia lewat Tumbal Darah itu. Di film itu, Charles tidak lagi sekadar mengandalkan teror supranatural, tetapi menanamkan akar horor dari realitas sosial yang getir kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan trauma pandemi.
“Saya ingin membuat film yang tidak hanya menakutkan secara visual, tapi juga secara emosional,” katanya melalui keterangan yang diterima di Medan, Sabtu (18/10/2025).
Dia beralasan, karena kadang kala, neraka itu bukan di alam gaib, tetapi di kehidupan nyata.
Film ini mengisahkan Jefri (diperankan oleh Marthino Lio), seorang penagih utang yang terjebak dalam dilema moral.
Di satu sisi, ia harus menafkahi istrinya, Ella (Sallum Ratu Ke), yang tengah hamil tua. Namun pekerjaannya justru menyeretnya dalam lingkaran kekerasan dan keputusasaan.
Latar pandemi COVID-19 memperkuat nuansa teror dalam film itu. Akses medis yang terbatas dan tekanan ekonomi yang mencekik membuat Jefri dan Ella menghadapi kenyataan pahit yang lebih menakutkan dari hantu.
“Kondisi pandemi itu sendiri sudah seperti neraka bagi banyak orang. Film ini hanya memperbesar cerminnya,” ujar Charles.
Puncak kengerian muncul ketika Jefri membawa istrinya ke Klinik Kamboja, sebuah rumah bersalin ilegal yang dioperasikan oleh tiga tenaga kesehatan misterius.
Alih-alih menjadi tempat penyelamat nyawa, klinik itu ternyata menyembunyikan ritual mengerikan.
Bayi-bayi yang baru lahir dijadikan tumbal bagi dua hantu kembar yang menjadi sumber teror utama film tersebut.
Visual dan atmosfer film ini disebut-sebut sangat kuat hingga menciptakan rasa sesak dan tidak nyaman, sesuatu yang memang diinginkan sang sutradara.
Salah satu penonton, Netty, mengaku hampir terus tidak bisa bernafas menonton film itu.
Dari awal, filmnya mengerikan dan terasa fakta seperti saat Pandemi COVID-19.
Film itu bukan hanya tentang melawan hantu, tetapi juga tentang bertahan hidup di dunia yang perlahan kehilangan nurani.
Dengan perpaduan aksi brutal khas Charles Gozali, teror hantu kembar, dan realitas sosial yang kelam, Tumbal Darah menjanjikan pengalaman sinematik yang mengguncang emosi. (lis)








