DEWAN PIMPINAN Wilayah Asosiasi Aren Indonesia (DPW AAI) Sumut berharap pemerintah memberikan pembinaan dan mendukung pengembangan produksi dan produk jadi tanaman aren.
“Hampir semua kota dan kabupaten di Sumut memiliki tanaman aren. Tapi karena kurang pembinaan, produksi, kualitas dan produk hilirnya belum maksimal,” ujar Ketua DPW AAI Sumut, Edi Koesriadi SP,MM di Medan, Minggu (4/6).
Didampingi Sekretaris DPW AAI Sumut, Hendra Perangin-angin, SE, Edi Koesriadi yang dipanggil akrab Ody mengatakan, Aren adalah merupakan tanaman serbaguna. Mulai dari pohon hingga buahnya bisa berguna.
Aren merupakan tanaman hutan seperti untuk reboisasi, tanaman tumpang sari karena bisa sesuai dengan tanaman lainnya dan bisa ditanam di hutan sosial dan bahkan tanaman kearifan lokal.
“Tapi akibat petani kurang memahami cara cocok tanam yang baik dan pengolahan produk secara benar, maka hasilnya belum maksimal,” ujar Ody.
Dia memberi contoh, petani membeli bibit aren yang tidak sesuai dengan kondisi lahan yang akan ditanam yang berakibat produksinya tidak maksimal.
Kemudian, petani masih mengolah hasil Aren seperti pengolahan nira menjadi gula merah dan gula semut tanpa standarisasi yang baik sehingga kualitas hasilnya tidak maksimal.
Dan akibat tidak adanya data lengkap dan kepastian jumlah produksi, produksi tanaman Aren itu belum bisa menjadi produksi industri.
Padahal potensi ekspor gula aren seperti olahan brown sugar sangat besar di tengah semakin tingginya kesadaran manusia akan arti kesehatan.
“Saat ini pun Sumut memasok gula aren dari provinsi lain karena produksi belum maksimal di tengah permintaan yang terus melonjak khususnya dari restoran, cafe dan hotel berbintang,” ujar Ody.
Tren minum kopi dengan gula. merah di cafe dan restoran merah pun belum bisa dimanfaatkan petani dan UMKM produk Aren karena pengolahan aren untuk menjadi gula cair atau kristal yang berkualitas dan higenis juga belum mampu dilakukan akibat kurangnya pembinaan.
Untuk itulah, DPW AAI Sumut berharap, pemerintah memberikan dukungan.
“AAI siap dilibatkan dalam program pemerintah, apakah penyediaan bibit, budi daya, pemanfaatan lahan hutan, sosialisasi ke masyarakat petani aren,” ujar Ody. (red)