Medan, 26/1/2024 (indonesiaaktual.com) – Penjabat Gubernur Sumut Hassanudin menilai, untuk menyukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 dibutuhkan peran berbagai pihak, termasuk media dan penggiat media sosial.
Dia pun menitipkan beberapa pesan penting pada media dan penggiat sosial.
“Pertama, media mesti mengedepankan liputan yang berimbang dan objektif. Kedua, media mesti mengedepankan integritas dan profesionalisme,” ujarnya di Medan, Jumat (26/1).
Pj Gubernur Sumut mengatakan itu saat menjadi “keynote speaker” pada dialog “Kita Kawal Pemilu” yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika {Diskominfo) Sumut di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut.
Pada acara itu hadir Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Asisten Administrasi Umum Lies Handayani, Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum Politik dan Pemerintahan Effendy Pohan.
Mewakili Kapolda, Karo OPS Polda Sumut Kombes Pol Viktor Togi Tambunan dan Brigjen TNI Refrizal, mewakili Pangdam I BB.
Kemudian, katanya, media diharapkan menjadi agen perubahan dalam mendukung proses demokrasi. “Hindari sensasionalisme yang dapat memicu konflik dan ketegangan,” katanya.
Menurut Hassanudin, peran media dan pegiat media sosial sangat strategis dalam menyukseskan Pemilu.
Media berperan memberikan informasi akurat dan terverifikasi yang dapat mengedukasi masyarakat saat Pemilu.
Selain itu, momentum Pemilu dapat memperkuat pondasi kebangsaan Indonesia, untuk menjadi negara maju.
“Jika Pemilu 2024 berjalan lancar, maka akan menghasilkan pemimpin eksekutif dan legislatif yang berkualitas. Sebaliknya, apabila Pemilu tidak terkelola dengan baik, maka ada potensi persatuan dan kesatuan akan renggang,” katanya.
Hassanudin berharap, Pemilu dapat meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia. Demokrasi berkualitas dapat menghasilkan keadilan, kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
“Untuk itu, antisipasi potensi tindakan provokatif dan fenomena disinformasi dapat dilakukan media, Pemprov Sumut siap bersinergi dengan media dan penggiat sosial, dalam menyebarkan informasi yang akurat, valid dan terverifikasi,” ujar Hassanudin.
Media juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat pada Pemilu. Pada tahun 2019, partisipasi pemilih masyarakat di Sumut sebesar 79,91 persen.
Hassanudin berharap pada tahun 2024, angka partisipasi pemilih tersebut meningkat.
Pengamat Politik Arifin Saleh mengatakan, berdasarkan temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika, ada 2.882 sebaran konten hoaks.
Arifin mengatakan, hoaks meningkat selama masa kampanye Pemilu. Arifin mengatakan, ada berbagai dampak hoaks pada Pemilu.
Mulai dari mengaburkan realitas, membingungkan masyarakat, membodohi masyarakat, menghancurkan generasi muda, memicu konflik sosial, salah pilih anggota dewan, dan salah pilih presiden.
Untuk itu, katanya, ada beberapa cara melawan dan menghindari hoaks.
Di antaranya tidak langsung menyebarkan informasi yang diterima, memeriksa kebenaran informasi dengan memeriksa sumber informasi resmi, dan mempelajari lebih dulu apakah informasi tersebut bermanfaat jika disebarkan.
“Semua pihak, media, instansi pemerintahan, ormas, LSM harus turun tangan mendorong pendidikan digital, pemerintah harus melibatkan wartawan dan pengelola media dalam pendidikan politik pada masyarakat,” ujar Arifin Saleh, yang juga Dekan FISIP UMSU.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas Sitorus mengatakan peran media dan penggiat media sosial sangat penting dalam menyukseskan Pemilu yang damai.
Menurut dia, informasi di media sosial ampuh dalam mengedukasi masyarakat.
Untuk itu, Dinas Kominfo Sumut mengadakan kegiatan dialog antara media, penggiat sosial dan Pemprov Sumut.
“Kegiatan itu diadakan untuk mengajak keterlibatan media dan penggiat media sosial guna terciptanya Pemilu yang kondusif dan damai, diharapkan informasi pesan pemilu damai dapat tersebar ke masyarakat,” ujar Ilyas. (lis)