Medan, 20/2 (indonesiaaktual.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) mencatat, ekonomi daerah itu pada tahun 2023 tumbuh sebesar 5,01 persen.
Pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2023 itu lebih tinggi jika dibanding pencapaian tahun 2022 yang masih tumbuh sebesar 4,73 persen.
Dan ternyata dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 13,12 persen.
Adalah Kereta Api yang sejak dahulu melihat peluang ekonomi di lapangan usaha transportasi itu.Bahkan sejak zaman penjajahan Belanda.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo di Medan, Jumat (16/2/2024) menyebutkan, sejarah mengungkapkan, kereta api di Sumut dulunya bahkan bermula dari kereta barang hasil perkebunan.
Stasiun Kereta Api di Sumut yang diresmikan pada 25 Juli 1886 oleh Deli Spoorweg Maatschappij (DSM), pada awalnya terhubung dengan Stasiun Labuhan melalui jalur sepanjang 16,7 kilometer.
“Sejarah Kereta Api itu membuktikan bahwa KAI sudah melihat potensi yang cukup besar di angkutan barang dan KAI punya peran besar dalam pertumbuhan ekonomi di sektor transportasi,” katanya.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) itu mengatakan, angkutan barang kereta api memang merupakan moda transportasi barang yang terbaik dan paling efisien dibandingkan dengan moda lainnya.
Alasannya kereta api mampu membawa barang dalam jumlah yang banyak.
Kereta api juga menjadi moda transportasi barang yang paling efisien.
“Jika transportasi barang melalui kereta api di Sumut benar-benar berkembang, maka banyak yang mendapat banyak manfaat,” katanya.
Pemerintah misalnya bisa diuntungkan dari berkurangnya pengeluaran untuk biaya perawatan infrastruktur jalan akibat kerusakan jalan yang disebabkan oleh angkutan barang yang ODOL (Over Dimension and Over Load).
Kemudian, pemerintah bisa juga menekan pengeluaran dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk angkutan barang.
Ada pun pengusaha pengguna angkutan barang juga bisa memperoleh beberapa keuntungan.
Mulai jangka waktu pengiriman barang menjadi lebih pasti karena trafik kereta api sudah diatur sehingga kepastian waktu tempuh perjalanan bisa diprediksi.
Kemudian pengusaha bisa lebih hemat dari sisi pembiayaan, karena jumlah barang yang bisa diangkut lebih banyak.
Termasuk terhindar dari kerugian karena kemungkinan besar terbebas dari pungutan liar di jalan termasuk aksi “kencing” bagi produk crude palm oil (CPO).
“Bagi masyarakat sendiri, keuntungannya antara lain dari berkurangnya kemacetan di jalan raya dengan berkurangnya operasional truk angkutan barang, ” ujar Wahyu.
Memang kendala terbesar di Sumut saat ini adalah jaringannya yang terbatas atau belum seperti di Jawa yang sudah terkoneksi dari bagian barat ke bagian timur.
Padahal jika dapat terhubung, konektivitas dan mobilitas barang dan manusia di Pulau Sumatera juga akan semakin baik.
Diakui, pembangun jalur kereta api dan pengadaan sarana kereta api memerlukan biaya yang besar, apalagi hanya BUMN KAI yang mengusahakannya.
Harapannya pemerintah bisa memberi dukungan besar untuk pengembangan jaringan kereta api di Sumut karena ada potensi dan manfaat yang masih cukup besar pada angkutan barang dan penumpang kereta api.
//Peran KAI Semakin Disadari//
Ketua Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting di Medan Senin (19/2/2024) mengakui pengusaha sawit semakin menyadari peran KAI dalam angkutan barang.
Pengusaha produsen Crude Palm Oil (CPO) misalnya sudah semakin banyak menggunakan angkutan barang kereta api.
Salah satu perhitungan pengusaha menggunakan jasa angkutan barang KAI Sumut adalah menyangkut keamanan barang dan ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan.
Memang masih perlu waktu untuk pengusaha beralih 100 persen menggunakan angkutan barang KAI karena beberapa faktor dan harapannya KAI juga bisa semakin bisa meyakinkan pengusaha pemilik barang.
//Volume Barang Meningkat//
Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre I Sumut, Anwar Solikhin mengakui terjadi tren peningkatan angkutan barang KAI Divre 1 Sumut.
Pada 2021 volume angkutan barang ada sebanyak 634.874 ton, kemudian pada 2022 naik menjadi 777 408 ton.
Meski di tahun 2023 ada penurunan sedikit atau sebesar 774.463 ton, tetapi pencapaian itu sudah lebih dari target.
Pada 2023, angkutan barang KAI terbesar tetap pada BBM atau 281.519 ton.
Kemudian petikemas 234.382 ton disusul komoditas minyak sawit/CPO atau 190.653 ton.
Manajemen KAI, katanya, memang terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan angkutan barang.
KAI Sumut misalnya terus berupaya melobi perusahaan- perusahaan pemilik barang untuk menggunakan jasa KA Barang KAI
Apalagi, katanya, ada peluang besar dengan beroperasinya KEK Sei Mangkei dan sudah dibukanya KA rute Bandara Binjai – Bandara Kualanamu.
Upaya yang dilakukan KAI Divre I Sumut, katanya, salah satunya melakukan kolaborasi bersama BUMN lainnya seperti PT Pos, PT Prima Indonesia Logistik (PIL), dan PT Sei Mangkei Nusantara Tiga.
Potensi angkutan barang di wilayah Divre I Sumut sebenarnya memang sangat potensial karena banyak komoditas seperti CPO, kontainer, BBM, Latex yang sangat memungkinkan diangkut menggunakan kereta api dengan berbagai keunggulan antara lain lebih efisien serta tepat waktu. (Evalisa Siregar)