Medan, 1/5 (indonesiaaktual.com) – Samsung Electronics Indonesia kembali menggelar
Samsung Solve for Tomorrow (SFT) dengan memperluas kepesertaan hingga untuk mahasiswa.
“SFT adalah program pembelajaran dan kompetisi STEM (Dcience, Technology, Engineering and Math) bagi talenta-talenta muda AI yang ingin mewujudkan imajinasi solusi nyata dan inovatif untuk memecahkan masalah masyarakat,”ujar Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia. Ennita Pramono di Jakarta, pekan lalu.
Menurut dia, tahun 2024, program itu turut dibuka untuk kalangan mahasiswa (D3, D4 dan S1) selain untuk siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat (SMA, SMK dan MA) dengan tujuan untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat.
“Setelah sukses pada tahun 2023, kami memperluas jangkauan peserta program SFT tahun 2024 untuk para mahasiswa tingkat D3, D4 dan S1 atas dasar visi kami untuk terus memupuk dan mencetak talenta-talenta digital muda Indonesia, “katanya.
Terlebih, ujar dia, dengan adanya agenda Indonesia Emas 2045.
” Kami ingin mengambil bagian dalam membangun generasi muda yang mampu menghadirkan perubahan positif bagi masyarakat di sekitar mereka,” ujar Ennita Pramono.
Dia menjelaskan, tahun 2023, saat pertama kali program itu diluncurkan sudah diikuti oleh 309 tim yang terdiri dari 1.087 peserta dari sekolah menengah atas dan sederajat (SMA, SMK, dan MA).
Atas kesuksesannya, program Samsung SFT 2023 telah berhasil menerima pengakuan berupa penghargaan Platinum Award untuk kategori the Best in Provision of Literacy and Education Award di ajang The 16th Annual Global CSR & ESG Summit and Awards™ 2024 pada 25 April 2024 yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam.
Qalam Malaq, katanya, merupakan satu-satunya tim perempuan yang menjadi satu dari tiga pemenang SFT 2023.
Tim unggulan dari SMAN 78 Jakarta itu mendesain inovasi pembersih kualitas udara dan mengurangi polusi menggunakan MicroALgae AQuarium (MALAQ).
Saat ini solusi tim dari SMAN 78 Jakarta itu sudah digunakan di salah satu hotel bintang 5 di Jakarta dan akan dikembangkan lebih lanjut.
Dia menegaskan, tahun ini, Samsung SFT akan kembali fokus pada tema Education & Learning dimana peserta akan menggunakan STEM untuk menciptakan inovasi, aplikasi teknologi kreatif, serta cara-cara baru yang lebih menarik.
Tujuannya agar peserta bisa belajar dan meraih masa depan lebih baik; Environment & Sustainability untuk menghasilkan solusi yang dapat meminimalkan masalah-masalah lingkungan dan perubahan iklim serta dampaknya; serta tema baru Health & Wellness untuk meningkatkan gaya hidup sehat dan sejahtera bagi semua orang.
Sebagai kontribusi Samsung untuk peningkatan kualitas pendidikan, khususnya sains, Samsung mengundang seluruh siswa sekolah menengah atas (SMA, SMK, dan MA) dan mahasiswa (D3, D4 dan S1) untuk berpartisipasi di kompetisi tersebut.
Di era mobile AI semakin maju, para peserta Samsung SFT akan diberdayakan dengan pembelajaran mengenai AI dan Design Thinking yang tidak hanya bermanfaat untuk merancang inovasi yang dibutuhkan, tetapi juga akan menjadi bekal keterampilan yang penting untuk meraih masa depan lebih baik di era digital.
Pentingnya keterampilan AI dilandasi studi yang mendapati bahwa teknologi itu akan terus memacu produktivitas di dunia usaha.
AI dipercaya dapat mengurangi beban kerja, berkontribusi dalam pengambilan keputusan, membantu pekerjaan administratif, analitik, dan kreatif.
Dengan besarnya potensi AI, dunia usaha perlu fokus mempersiapkan talenta AI untuk mencapai aspirasi masa depan yang lebih cerah.
Michelina Maureen Rahardjo, anggota Tim Qalam Malaq menyebutkan, salah satu keseruan di Samsung Solve For Tomorrow adalah bisa dapat banyak kenalan dari berbagai macam daerah dan membangun koneksi dengan tim lain.
Malah sampai diajak bekerjasama dan jadi volunteer.
“Dari kegiatan itu, saya menjadi lebih aware dengan lingkungan sekitar, dari sana bisa mendapatkan ide-ide menarik untuk menyelesaikan masalahnya dan berani challenge yourself,” ujar Michelina Maureen Rahardjo.
Setelah Samsung SFT selesai, saat ini, katanya, mereka sedang mengembangkan prototipe inovasi mereka supaya bisa digunakan lebih luas.
Tim dari SMA Negeri 16 Surabaya misalnya mengembangkan superapps Tresurian yang dilengkapi dengan AI untuk pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
“Kami sedang menyusun rencana bisnis yang lebih matang dan mengembangkan Tresurian. Kami juga sedang merancang prototipe perangkat pendukung yang menggunakan teknologi robotika dan static,”ujar M Ardiansyah dari SMA Negeri 16 Surabaya.
Tim lain dari SMA Negeri Sumatera Selatan ,merancang Wapetsu (Water pH and Turbidity Communicator using bot Telegram to Simplify Society Accessing and Controlling Raw Water Supply), sebuah sistem pemantau pH dan kekeruhan air yang terintegrasi dengan bot Telegram untuk memudahkan masyarakat memantau kualitas air yang mereka gunakan.
“Proyek itu masih berlanjut meski belum bisa diproduksi secara massal dan kami terus berbagi informasi tentang air di Indonesia melalui media sosial,” ujar M Ardiansyah. (lis)