Semarang, 19/7 (indonesiaaktual.com) – PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi di wilayah Jawa Tengah hingga menjadi 60-70 BBTUD.
“Peningkatan pemanfaatan gas bumi di wilayah Jawa Tengah dilakukan melalui integrasi infrastruktur.Penyaluran gas dengan integrasi infrastruktur itu semakin meningkatkan penyerapan gas dari 48 BBTUD menjadi 60-70 BBTUD, ” ujar Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta di Semarang, Jumat (19/7/2024).
Menurut dia, salah satu pendukung integrasi infrastruktur di Jawa Tengah adalah hasil kolaborasi Pemerintah melalui APBN yaitu fasilitas Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo dan badan usaha melalui jaringan distribusi Jawa Tengah.
Fasilitas ORF itu dioperasikan afiliasi Subholding Gas PGN yakni PT Pertamina Gas (Pertagas).
Gas bumi mengalir dari PEP Jambaran Tiung Biru melalui Pipa Gresik – Semarang (Gresem) yang secara teknis dikelola tekanan dan pembagiannya di ORF Tambak Rejo menuju pembangkit listrik IP Tambak Lorok dan industri komersial rumah tangga di Semarang – Demak.
Selanjutnya, gas juga mengalir menuju KIT Batang dan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal sebagai optimalisasi pemanfaatan Pipa Cirebon Semarang Tahap I (Pipa Cisem I), termasuk melayani ke Kawasan Industri (KI) Tambak Aji serta KI Wijaya Kusuma
Secara keseluruhan, gas bumi mengalir untuk 1 pembangkit listrik, 31 industri dan komersial serta 29 pelanggan kecil.
Volume penyerapan di pelanggan industri – pelanggan naik dari 0,5 BBTUD menjadi 3,5 BBTUD.
Harry Budi Sidharta menegaskan, dengan integrasi infrastruktur Pipa Gresem, Pipa Cisem I dan Pipa Distribusi Subholding Gas, dapat memberikan layanan gas bumi yang makin optimum dan telah dipersiapkan secara desain untuk menunjang apabila ada kebutuhan demand gas yang besar.
Berkat integrasi infrastruktur gas bumi itu, volume penyerapan gas pipa di Jawa Tengah semakin meningkat yang sebelumnya PGN melakukan pionering infrastruktur gas bumi 10 tahun lalu menggunakan moda transportasi CNG.
“Integrasi infrastruktur ini juga menegaskan komitmen PGN dalam memenuhi kebutuhan di wilayah baru dan menyalurkan manfaat gas bumi yang bersumber dari sumur domestik untuk pengguna-pengguna domestik dalam rangka menumbuhkan titik ekonomi baru,” ujar Harry.
Menurut Harry, kesiapan infrastruktur yang dimiliki perusahaan penting dalam menyokong menunjang kebutuhan komersialisasi gas bumi di pelanggan.
PGN senantiasa menjalankan aspek-aspek safety dalam pengoperasian seluruh aset infrastruktur gas bumi.
“PGN sangat mendukung pengembangan Cisem Tahap 2 oleh Pemerintah melalui APBN yang diharapkan dapat menyatukan pasokan dan ‘demand’ gas baik di Jawa Bagian Timur ke Jawa Bagian Barat atau sebaliknya,” katanya.
Nantinya, ujar dia, hal ini memungkinkan adanya fleksibilitas operasi dari Timur ke Barat dan Barat ke Timur, sehingga ketahanan pasok dapat terjaga dan pemenuhan ‘demand’ di Jawa bisa terlayani.
Sebagai Subholding Gas Pertamina, PGN terus berupaya agar portofolionya tetap dalam kondisi prima serta pengembangan layanan gas bumi yang integratif untuk mengkoneksikan jaringan gas di Pulau Jawa.
“Pasokan gas bumi yang handal dan dapat disalurkan dengan baik melalui infrastruktur gas bumi baik pipeline maupun beyond pipeline adalah fokus PGN,”katanya.
Dengan begitu, multiplier effect pemanfaatan gas bumi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan negara. (lis)