Medan, 10/10 (indonesiaaktual.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre I Sumatera Utara rutin melakukan pengecekan kesehatan terhadap awak sarana perkeretaapian (ASP) sebelum menjalankan tugas.
“Pengecekan kesehatan rutin itu dilakukan manajemen untuk memastikan setiap perjalanan kereta api berjalan selamat, aman dan nyaman, ” ujar Manager Humas KAI Divre I Sumut, Anwar Solikhin di Medan, Rabu (9/10/2024).
KAI Divre I Sumut hingga saat ini telah mengoperasikan perjalanan 13.687 KA Penumpang, 3.973 KA Barang, dan 6.552 KA Bandara.
Data itu, katanya, menunjukkan betapa pentingnya setiap petugas KAI menjaga konsistensi budaya keselamatan untuk perjalanan KA yang selamat, aman, lancar, dan terkendali.
“Oleh karena itu Manejemen KAI rutin melakukan pengecekan kesehatan dan termasuk tes narkoba secara berkala di luar pemeriksaan rutin yang dilakukan kepada ASP saat akan melaksanakan dinas, ” ujar Anwar.
Dia menjelaskan, di wilayah kerja Divre I Sumut terdapat 5 stasiun yang melayani pengecekan kesehatan petugas sebelum dinas.
Lima stasiun tersebut yakni, Stasiun Medan, Stasiun Belawan, Stasiun Tebing Tinggi, Stasiun Kisaran dan Stasiun Rantau Prapat.
“Selain Masinis dan Asisten Masinis, petugas lainnya yang berperan sebagai garda terdepan operasional kereta api seperti teknisi KA, Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA), juru langsir juga rutin dicek kesehatannya untuk menjamin terciptanya perjalanan kereta api yang selamat, aman, dan nyaman bagi pelanggan,” ujar Anwar.
Ia menjelaskan ada 5 Budaya Keselamatan perusahaan yang harus melekat dalam seluruh Insan KAI yaitu, Patuh Prosedur Kerja, Briefing Sebelum Bekerja, Gunakan Alat Pelindung Diri, Peduli Lingkungan Kerja, dan Lapor Potensi Bahaya.
Untuk memfasilitasi seluruh pegawai melaporkan potensi bahaya, KAI menyediakan platform Safety Railways Information (SRI).
Dengan cara itu, jika ada potensi bahaya, seluruh pihak dapat segera tanggap untuk melakukan pengecekan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Platform SRI merupakan langkah digitalisasi KAI dalam meningkatkan keselamatan operasional perjalanan kereta api.
“Dengan memanfaatkan teknologi itu, harapannya KAI dapat dengan cepat mendeteksi dan merespon potensi bahaya, sehingga proses pelaporan potensi bahaya menjadi lebih efisien dan efektif,”katanya.
SRI, ujar dia, memungkinkan setiap pegawai untuk melaporkan kondisi yang mencurigakan secara langsung untuk meminimalkan risiko dan mengoptimalkan keamanan.
“KAI mempunyai prinsip keamanan dan keselamatan pelanggan serta seluruh pihak yang terlibat dalam perjalanan kereta api merupakan hal yang utama,” ujar Anwar. (lis)