Medan, 20/8 (indonesiaaktual.com) – Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan memaparkan beberapa trik untuk mempromosikan kuliner di Medan yang memang memiliki banyak ragam dan khas.
“Di Medan, kulinernya hanya memiliki dua rasa yakni enak dan enak sekali. Namun jika salah dalam promosi, bisa tidak laku atau sepi peminat, ” ujarnya di Medan, Senin (19/8/2024).
Dia mengatakan itu saat memberikan sambutan dan membuka acara Bimtek Keterampilan Public Speaking dalam Meningkatkan Produk Ekonomi Kreatif di Medan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) di Hotel Santika Dyandra, Medan.
Hadir dalam acara itu, Inspektur II Inspektorat Kemenparekraf Franc Orlando SH MH, Ketua Tim Norma Standar Prosedur dan Kriteria Budiyanti, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Zumry Sulthony, narasumber Muchlis Anwar serta peserta pelaku industri ekonomi kreatif di Sumut.
Sofyan Tan menegaskan, promosi itu kuncinya di “public speaking”, terutama dalam memperkenalkan suatu produk andalan, kuliner Medan.
Politisi PDI Perjuangan itu pun memberi contoh, penjual harus tau dulu siapa yang menjadi audiens atau pasar yang dijadikan target.
Jika Generasi Z, maka jangan bicara tentang masa lalu dan bernuansa nostalgia karena itu tidak menarik bagi golongan itu.
Promosi harus langsung disebut/diungkapkan tanpa basa-basi.
Seperti “Eh kamu kalau ke Medan harus makan Mie Bangladesh”.
Orang, ujar Sofyan Tan pasti penasaran apa hubungannya makanan Bangladesh ada di Medan dan pasti mencari dan menikmati Mie Bangladesh itu.
Kedua, kuasai “product knowledge” dari yang ingin dipasarkan.
Pastikan kita mengetahui persis bagaimana bentuknya, dimana tempatnya, mengurai citarasanya dengan narasi yang pas agar orang berminat untuk segera mencicipinya.
Ketiga, ketahui historinya seperti mengapa disebut Mie Bangladesh.
Jangan nanti orang berpikir itu makanan dari negara Bangladesh, atau karena yang jual orang Aceh dikira banyak orang Aceh keturunan Bangladesh.
“Banyak kan yang nggak tau kalau asal nama Mie Bangladesh itu dari orang yang pertama membuat Mie Bangladesh itu namanya Lades, lalu dipanggil Bang Lades. Populer lah namanya Mie Bangladesh, “ujar Sofyan Tan.
Terakhir lanjutnya, jangan bohong dan berlebihan dalam menyampaikan promosi.
Kejujuran penting dalam upaya meyakinkan orang lain.
“Semua itulah yang disebut ‘ public speaking’ dalam memasarkan produk ekonomi kreatif, ” ujar Sofyan Tan.
Inspektur II Inspektorat Kemenparekraf, Franc Orlando SH MH mengatakan ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari sumber daya manusia kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif sangat penting dilakukan mengingat Indonesia sedang mengalami bonus demografi dimana usia produktif mendominasi.
“Bonus demografi itu, jika tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi bencana demografi dan beban bangsa,” ujarnya.
Untuk itu Kemenparekraf berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI menggelar beragam bimtek yang mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk lebih berkembang dan melahirkan banyak kreasi baru.
Dalam kesempatan itu Kemenparekraf memberi apresiasi ke Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan yang kerap memberikan masukan dan teman berdiskusi yang baik bagi Kemenparekraf dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Zumry Sulthony mengatakan, tingkat kunjungan wisatawan di Sumut pada 2024 terus meningkat dari bulan ke bulan dibanding tahun 2023.
Menurut dia, hal ini sejalan dengan apa yang sudah dilakukan anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan dan Kemenparekraf yang terus-menerus tidak henti-hentinya menggelar banyak kegiatan dan Bimtek Pariwisata Ekonomi Kreatif di 2024.
Zumry mengatakan Bimtek Public Speaking yang digelar sangat bermanfaat dalam melahirkan calon-calon pelaku ekonomi kreatif yang cakap dan mumpuni.
Alasan dia, promosi wisata saat ini sudah berubah pola.
Dia menegaskan, akan sangat efektif jika promosi wisata melibatkan influencer.
Setiap influencer punya style masing-masing dalam membangun ‘public speaking’ ke followernya.
Ada yang serius, ada yang konyol dan ada juga yang terus bercanda.
Untuk itu, dia berharap Bimtek Public Speaking dapat melahirkan influencer yang cakap dalam promosi destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif.
(lis)