Industri kelapa sawit di dalam negeri masih berjalan normal meski ekspor sempat ‘terpukul’ akibat wabah virus corona (COVID -19).
“Dalam rapat pengurus DMSI (Dewan Minyak Sawit Indonesia) melalui video konferensi menyimpulkan, meski permintaan turun, namun industri masih berjalan normal,” ujar Ketua Umum DMSI, Derom Bangun di Medan, Minggu (12/4/2020).
Selain dampak kebijakan pemerintah yang masih mengizinkan perkebunan dan industri hilir sawit beroperasi secara normal, katanya, masih aktifnya petani sawit memanen tandan buah sawit (TBS) dan menjualnya ke pabrik kelapa sawit (PKS) juga mendorong industri sawit beroperasi normal.
Apalagi, harga TBS juga masih relatif baik dan ditambah tangki timbun masing – masing perusahaan masih bisa menampung produksi crude palm oil (CPO)/minyak sawit mentah.
Meski stok tangki timbun di pabrik dan di pelabuhan bertambah, tetapi masih mampu menampung CPO sampai beberapa bulan lagi.
Para perusahaan industri diperkirakan masih melakukan pembelian dan pengolahan TBS dan CPO hingga bulan Juni 2020.
“Kendati masih berjalan normal, maka belum ada rencana perumahan atau PHK (pemutusan hubungan kerja) di industri persawitan,” ujar Derom.
DMSI mendorong semua perkebunan dan industri kelapa sawit termasuk petani untuk mematuhi anjuran – anjuran pemerintah di dalam hal menjaga jarak, agar COVID bisa cepat berlalu.
“DMSI yakin jika semua unsur-unsur industri sawit mematuhi praktik menjaga jarak tersebut, mencuci tangan dan sebagaimana dianjurkan pemerintah, maka perkebunan dan industri kelapa sawit akan terhindar dari penyebaran COVID sehingga operasional tetap berjalan lancar,” ujarnya. (lis)