MUSA RAJEKSHAH menghadiri sekaligus membuka Musyawarah Daerah (Musda) IV DPD Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Provinsi Sumatera Utara, di Hotel Le Polonia, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Rabu (6/12/2023).
Ijeck, sapaan akrab Musa mengapresiasi Gapeksindo yang telah turut berkontribusi dalam pembangunan di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur, termasuk di Sumut.
Apalagi di Sumut, Gapeksindo lewat pengusaha-pengusaha lokalnya, terus mewarnai pembangunan infrastruktur. Karena itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2018 – 2023 berharap, pengusaha-pengusaha lokal bisa semakin berkembang dan memiliki daya saing dengan perusahaan konstruksi skala nasional.
“Kita berharap kualitas pengerjaan, lebih baik. Seharusnya, lebih banyak infrastruktur, jembatan dan lain. Kita harapkan yang menang tender ini, pengusaha-pengusaha lokal, agar bisa bertumbuh dan kembang. Tidak didominasi perusahaan besar skala nasional,” sebut Ijeck.
Ijeck yang juga sosok pengusaha terkemuka di Sumut tersebut, juga mengharapkan Pemprov Sumut dan Pemkab/Pemko memperhatikan kelangsungan usaha para perusahaan konstruksi di Sumut ini. “Ini kita harapkan kedepannya, suatu perhatian baik bagi pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota,” katanya.
Sementara itu Ketua DPD Gapeksindo Sumut, Erikson Lumbantobing, mengatakan Gapeksindo Sumut tengah melakukan regenerasi, dengan mendorong munculnya pengusaha-pengusaha milenial atau kaum muda yang bersih, jujur, miliki kepercayaan, transfransi dan akuntabilitas.
Yang paling mudah, apa itu, ya budaya. Budaya yang lama, budaya yang salah dibangun budaya baru. Kita tahu persis, budaya tidak bisa dilawan, selain dengan budaya juga,” kata Erikson.
Erikson mengungkapkan Gapeksindo Sumut, tengah membangun budaya muda, budaya bersih, memiliki kinerja yang baik dan positif dalam dunia konstruksi di Sumut, nantinya.
“Sekarang kita sedang membangun budaya baru, budaya lama sudah kita tahu, begitu jeleknya. Anak-anak muda ini, mempunyai kesempatan membangun budaya baru,” ucap Erickson.
Dengan itu, sambung Erikson menjelaskan budaya lama, budaya buruk. Pihaknya lawan dengan budaya baru dan budaya baik. Yang pastinya, budaya di kontruksi tentu yang lebih baik Kedepannya.
“Yang penting budaya sehari-harinya, dalam berpikir, sikapnya. Nantinya, berbuah ke konstruksi. Budaya kita bangun di Gapeksindo, ada budaya kejujuran, kepercayaan, transfransi dan akuntabilitas. Itu lah budaya yang baru itu,” ujar Erikson. (lis)