Deliserdang, Sumut (indonesiaaktual.com) – Kampung Kreasi Kita (KARETA) hadir sebagai sebuah display desa wisata berbasis desa yang kreatif dan inspiratif.
“Kali ini Kareta hadir dalam konsep budaya Jawa dikemas dalam suasana interaktif dan penuh kreativitas,” ujar Dosen Mata Kuliah Keuangan Destinasi Pariwisata di Politeknik Pariwisata Medan, Muhammad Khadry di Medan, Jumat (15/11/2024).
Konsep itu dibawakan mahasiswa semester 3B dari Politeknik Pariwisata Medan dengan tujuan menciptakan pengalaman langsung yang mendalam bagi para pengunjung dengan menyajikan budaya Jawa yang penuh warna bagi pengunjung
Muhammad Khadry mengungkapkan pentingnya kegiatan itu sebagai bentuk pembelajaran praktis.
“KARETA merupakan wujud dari pembelajaran praktis mahasiswa kami. Mereka tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga menerapkan pengetahuan mereka dalam menciptakan sebuah destinasi wisata yang memadukan kreativitas dan keberlanjutan,” ujar Khadry.
Dosen Mata Kuliah Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata di Politeknik Pariwisata Medan,Nova Bernedeta Sitorus, menjelaskan bahwa mahasiswa pada mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Politeknik Pariwisata Medan berhasil meluncurkan “KARETA”.
KARETA, katanya, sebuah proyek inovatif desa wisata berbasis kreatif yang menawarkan berbagai aktivitas menarik yang menggabungkan seni lokal, kerajinan, dan budaya setempat.
Proyek iru merupakan hasil praktik lapangan yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dalam merencanakan dan mengembangkan potensi pariwisata desa, sekaligus berkontribusi pada pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
KARETA tidak hanya menjadi bentuk praktek akademis, tetapi juga model pengembangan desa wisata berkelanjutan yang melibatkan komunitas lokal dalam mengelola potensi seni dan budaya desa untuk membuka peluang ekonomi melalui pariwisata.
Program itu mewujudkan konsep pariwisata kreatif yang mampu menarik minat wisatawan lokal sehingga diharapkan menjadi contoh nyata bagi pengembangan destinasi wisata lain serta memberi inspirasi bagi generasi muda untuk melestarikan dan menginovasikan potensi lokal.
Konsep KARETA DEP 3B tahun mengadopsi unsur adat dan tradisi Jawa, menghadirkan pengalaman yang unik dan kaya budaya.
Pengunjung disambut dengan musik Jawa dan ucapan selamat datang yang menggunakan bahasa daerah, menciptakan suasana yang menyenangkan dan terasa dekat dengan nuansa budaya asli.
Selain itu, KARETA menyediakan dua metode transaksi, yaitu tunai dan pembayaran non-tunai dengan barcode yang memudahkan transaksi secara modern di area KARETA.
Untuk menambah daya tarik wisata, beragam atraksi budaya juga disediakan, mulai dari permainan tradisional hingga seni kreatif.
Pengunjung dapat mencoba membuat gelang, bermain congklak, egrang batok kelapa, kegiatan “Heal Your Soul” (berupa kegiatan mewarnai dan menulis), hingga atraksi “Blind Ball” yang menguji keterampilan dan ketangkasan pengunjung.
Melalui rangkaian atraksi itu, KARETA memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan dan menghargai permainan tradisional yang dulu menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.
KARETA juga menghadirkan berbagai kuliner tradisional Jawa, yang tentunya dapat memuaskan selera para pengunjung. Menu khas Jawa seperti klepon ketan, pitik goreng sego liwet, hingga es doger dan es cekek, menjadi pelengkap suasana di KARETA.
Selain kuliner tradisional, terdapat juga pilihan makanan modern seperti batagor dan sate ayam yang memberikan variasi rasa bagi pengunjung dari berbagai kalangan.
Evaluator dari Disbudporapar Kabupaten Deliserdang mengapresiasi konsep KARETA yang dinilai sesuai dengan tema dan memanfaatkan lingkungan sekitar dengan baik.
“Konsep display desa wisata sudah baik dan menyesuaikan dengan tema serta memanfaatkan lingkungan sekitar dengan baik,” ujarnya.
Dengan kehadiran KARETA, para mahasiswa semester 3B diharapkan dapat terus mengembangkan inovasi dalam memadukan antara budaya dan modernisasi sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan.
Program itu, katanya, menjadi ajang bagi mahasiswa untuk berkreasi sekaligus berkontribusi dalam pelestarian budaya tradisional yang penting untuk generasi mendatang. (lis)