Medan, 17/6 (indonesiaaktual.com) – PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) ,Kementerian Pertanian RI menyelenggarakan pelatihan “Teknik Pemetaan Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit” di Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara (Sumut).
“Pelatihan diikuti 30 peserta mulai dari pekebun sawit, penyuluh, dan pendamping pertanian dari Kabupaten Labusel, Sumut,” ujar Kepala Divisi Produksi PT RPN, Dr Heri Santoso di Medan, Senin (16/6/2025).
Pelatihan diadakan selama lima hari, mulai Senin –Jum’at (16 – 20 Juni 2025) di salah satu hotel di Medan, Sumut.
Dalam sambutannya di acara pembukaan pelatihan itu,
Heri Santoso mengatakan, pelatihan tersebut merupakan bagian dari Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit yang terselenggara atas kolaborasi antara PT RPN, BPDP, dan Ditjenbun.
Dalam pelaksanannya, peserta mendapatkan beragam materi antara lain regulasi dan kebijakan usaha perkebunan kelapa sawit, pengenalan Geospasial, dasar-dasar pemetaan lahan, dan perencanaan survei lahan, pengolahan data hasil survei lahan, dan penyajian peta.
Selain mendapatkan materi yang disampaikan metode pengajaran di kelas, peserta juga mendapatkan kesempatan kunjungan lapang untuk mempraktikkan materi yang telah dipelajari selama di kelas.
Harapannya, kata Dr. Heri, dengan pelatihan tersebut; peserta dapat meningkatkan pengetahuan tentang dasar-dasar pemetaan lahan, meningkatkan pengetahuan tentang peralatan pemetaan lahan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam tracking lahan.
Termasuk soal pengolahan data dan penyajian peta, dan meningkatan keterampilan dalam pemetaan kebun.
“Sumber Daya Manusia profesional merupakan salah satu komponen penting dalam sistem usaha perkebunan kelapa sawit,” katanya.
Pengembangan SDM itu dapat dilakukan melalui pelatihan yang baik sehingga mampu menghadapi tantangan dalam rangka peningkatan dan pengembangan kinerja usaha perkebunan kelapa sawit.
“Salah satunya pelatihan teknik pemetaan lokasi perkebunan kelapa sawit yang diselenggarakan PT RPN, dengan dukungan BPDP dan Ditjenbun, yang diikuti oleh para pekebun,” ujar Dr Heri.
Sepert diketahui, PT RPN melalui Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah memainkan peran penting dalam mengembangkan SDM di sektor perkebunan kelapa sawit.
Sebagai perusahaan penelitian, PT RPN melalui PPKS berdedikasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas bagi para pekebun kelapa sawit.
Inovasi-inovasi terbaru dalam budidaya kelapa sawit yang diberikan dalam pelatihan itu untuk memberikan wawasan terkini tentang teknik pemetaan untuk lokasi perkebunan kelapa sawit.
Komite Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit BPDP, Darmansyah Basyarudin mengatakan bahwa pelatihan itu merupakan bagian dari program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit.
Khusus untuk pelatihan, ada 14 jenis pelatihan petani sawit, salah satunya Pelatihan Teknik Pemetaan Lokasi Perkebunan Sawit.
“Pelatihan ini sangat penting. Kenapa, karena erat kaitannya dengan aspek legalitas yang menjadi dasar yaitu pemetaan supaya tidak ada tumpang tindih status lahan,” katanya.
Dia menegaskan, aspek legalitas menjadi prinsip dalam pengelolaan keberlanjutan sawit di Indonesia.
Pelaksanaannya wajib di tahun ini (2025) termasuk oleh pekebun.
“Dengan terselenggaranya pelatihan ini, menunjukkan komitmen BPDP dalam meningkatkan kapasitas SDM Perkebunan Kelapa Sawit. BPDP berperan membantu kementerian teknis dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk pengembangan komoditas, salah satunya kelapa sawit,”ujar Darmansyah.
BPDP, katanya, berharap dari pelatihan itu bisa menghasilkan peserta pelatihan yang mampu menerima materi yang disampaikan dan mampu mengimplemtasikan dan berkreasi lapangan.
Di era digital, SDM harus bisa bekerja dimanapun dan kapanpun, mempunyai kemampuan adaptasi, berkemampuan digital, mampu mengintegrasikan dengan internet, berpikir kritis (mampu mencari solusi), memiliki semangat belajar terus menerus.
//Pelatihan Pemetaan Kebun Penting//
Terkait dengan pelaksanaan pelatihan tersebut, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumu yang diwakili oleh Kepala Bidang Perkebunan Merry Carolina S.Hut, mengatakan, pelatihan itu sangat penting karena dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi para pekebun sawit khususnya dalam hal pemetaan lokasi kebun.
*Pelatihan ini mencakup dasar-dasar pemetaan lahan, dengan alat pemetaan seperti GPS dan drone, pembuatan poligon dan pengolahan data serta analisis hasil pemetaan,” katanya.
Menurut Merry, dalam era pertanian modern, pengukuran semakin mudah dilakukan dengan dukungan teknologi.
Alat-alat seperti GPS, drone, dan aplikasi digital bisa digunakan oleh pekebun dengan hasil yang akurat.
“Bahkan, teknologi GIS memungkinkan integrasi data pengukuran dengan analisis data spasial untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data,” katanya.
Pengukuran data juga bermanfaat bagi pekebun untuk mengakses pembiayaan dana dari pemerintah dan lembaga keuangan.
Banyak program yang mensyaratkan data lahan yang jelas termasuk luas dan lokasi sebagai bagian dokumentasi.
*Oleh karena itu, data pengukuran dapat menjadi bagian penting dalam pengembangan usaha tani,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Azaman, ST, MM mengatakan pihaknya menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya pelatihan pemetaan lokasi kebun yang diikuti peserta dari kabupaten Labusel.
“Mudah-mudahan para peserta dapat menyerap ilmu yang disampaikan para instruktur sehingga bermanfaat bagi pengelolaan perkebunan yang dikelola oleh masyarakat,” katanya.
Ilmu yang didapat selama pelatihan bisa dibaktikan untuk kemajuan Labusel.
Alasan dia, pemetaan ini menjadi instrumen dalam program PSR, tidak terkecuali di Labusel,” katanya. (lis)