Festival Danau Toba (FDT) yang ke 7 berlangsung di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, resmi dibuka Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Ria Nofida Telaumbanua.
“Event tahunan ini digelar untuk mempersatukan delapan kabupaten dan kota di kawasan Danau Toba dalam mempromosikan Danau Toba sebagai destinasi dunia,” kata Ria, Senin (9/1/2019).
Ria mengatakan, Festival Danau Toba yang telah menjadi even tahunan ini mengusung tema ‘Inspairing Toba’. Tema ini mampu memperkenalkan Danau Toba ke seluruh Indonesia bahkan ke dunia Internasional.
“Kegiatan yang berlangsung empat hari ini mampu menarik kunjungan wisata baik dalam negeri maupun mancanegara untuk berkunjung ke Danau Toba,” harapnya.
Ria menambahkan, sebelum puncak acara berlangsung, pihak panitia juga telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti festival solo, kayak, penanaman pohon, pembersihan kawasan Danau Toba, FGD Geopark dan lari 10 K.
“Untuk hari, kegiatan yang dilaksanakan adalah Tari Kolosal Saoan, Koor Raksasa, Rekor Muri seni melipat kain Bulang Sulappei, fashion show Etnic (Designer Lokal) dan tari Kolosal Multi Etnis,” ucapnya.
Untuk pemecahan rekor Muri, Ria menambahkan, itu punya satu tujuan, yakni melestarikan ulos Simalungun itu. Sebab, saat ini Bulang Sulappei sudah sangat jarang digunakan masyarakat setempat, bahkan hampir punah.
“Makin sedikitnya masyarakat yang mengenakan ulos itu, makin sedikut pula yang menenun. Pemerintah khawatir, jika hal ini berlangsung terus menerus, bisa jadi generasi penerus makin tak mengenal Bulang Sulappei,” terangnya. (ants)