Medan, 20/5 (indonesiaaktual.com) – Mitra Bukalapak, platform online-to-offline (020) unggulan dari Bukalapak membuktikan bisa memberdayakan pelaku usaha mikro di Indonesia dengan meningkatkan inklusi dan literasi keuangan usaha mikro seperti usaha warung.
“Mitra Bukalapak memang konsisten memberdayakan pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia untuk bisa tumbuh menjadi usaha besar,” ujar AVP Brand Marketing dan Partnership Mitra Bukalapak, Gitaditya Witono di Medan, Senin (20/5/2024).
Dia mengatakan itu pada Media Gathering tentang informasi terkini mengenai komitmen Mitra Bukalapak dalam membesarkan usaha para mitra.
Konsisten memberdayakan pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia itu antara lain dilakukan Mitra Bukalapak dengan memperluas cakupan kegiatan Spesial Kumpul Juwara (SKJ).
Salah satunya ke Medan yang dihadiri oleh ratusan pemilik warung dan agen individu.
SKJ kali ini, katanya, difokuskan pada edukasi pemilik warung untuk mendorong inklusi keuangan melalui ekspansi produk virtual serta meningkatkan literasi keuangan mereka lewat sosialisasi pembayaran non-tunai di area area terkecil termasuk warung dan agen pulsa.
SKJ merupakan salah satu dari program edukasi dengan pendekatan “Dari Mitra untuk Mitra yang diinisiasi oleh Komunitas Juwara, komunitas pemilik warung terbesar di Indonesia.
Komunitas ini telah merangkul ratusan ribu pemilik warung yang tersebar di lebih dari 50 kota/kabupaten di Indonesia.
Sepanjang 2023, SKJ berhasil merambah 12 kota/kabupaten dan berlanjut di Sidoarjo, Malang, Medan, serta Pekanbaru pada tahun ini.
Keputusan Mitra Bukalapak untuk merambah daerah-daerah di Sumatera merupakan respons terhadap kebutuhan warung yang masih belum terdigitalisasi di daerah tersebut.
Banyak warung masih menggunakan pembayaran tunai sebagai metode utama.
Menurut laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCJ) 2023, ujar Gitaditya Witono, Sumatera Utara (Sumut) menempati peringkat 13 secara nasional dalam adopsi e-wallet.
Kondisi itu menunjukkan bahwa masih banyak potensi yang perlu dikembangkan di area tersebut untuk meningkatkan literasi pembayaran digital.
Selain Itu, warung-warung di daerah itu pun masih bergantung pada penjualan barang-barang konvensional, seperti barang kebutuhan sehari-hari yang bersifat fisik.
Mitra Bukalapak memiliki komitmen kuat dalam mentransformasi warung menjadi agen inklusi keuangan dan digital.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyediaan beragam produk virtual dan keuangan, serta edukasi berkala bagi pemilik warung melalui program komunitas seperti SKJ.
Dengan adanya puluhan fitur produk virtual yang tersedia, warung dapat memfasilitasi pembayaran tagihan, pengisian saldo e-wallet, transfer antarbank, dan pembelian pulsa secara lebih mudah.
Variasi itu memberikan kesempatan bagi pemilik warung untuk meningkatkan jumlah pelanggan, terutama di daerah-daerah yang minim akses ke bank dan minimarket.
Untuk memastikan pemahaman yang menyeluruh terkait literasi digital serta fitur-fitur keuangan yang dapat dikembangkan di warung
“Oleh karena itu Mitra Bukalapak menggelar program edukatif SKJ di Medan dan Pekanbaru pada pekan ini,”katanya.
Dia menegaskan, SKJ tidak hanya mengajak pemilik warung berjejaring, melainkan belajar untuk memahami cara memaksimalkan potensi bisnis mereka dengan menggunakan produk-produk dan layanan yang semakin canggih.
Materi yang disajikan dalam SKJ juga mencakup tips menghadapi persaingan bisnis dan pemanfaatan QRIS, mulai dari cara mendapatkan kode, proses operasional, hingga mendapatkan keuntungan melalui QRIS untuk dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di warung.
Dalam kegiatan SKJ itu, Mitra Bukalapak berharap pemilik warung dapat meraup keuntungan lebih besar hingga tiga kali lipat berkat transformasi dengan produk virtual.
Pengetahuan yang didapatkan juga diharapkan dapat ditularkan melalui komunitas terdekatnya dan mempercepat peningkatan angka literasi yang ada.
“Dengan demikian, kesuksesan mereka dapat memberi dampak berkelanjutan, menginspirasi pemilik warung lainnya untuk lebih canggih berbisnis,” ujar Gitaditya Witono.
Salah satu mitra dari Deliserdang, Sumut, Monika Sihombing mengakui banyaknya keuntungan bergabung dengan Mitra Bukalapak.
Dia misalnya, mengaku dari awalnya hanya seorang pedagang dengan tenda di Pasar Nawacita Sampali yang menjual sembako dan pulsa, setelah bergabung dengan Mitra Bukalapak pada tahun 2018 berhasil memiliki lapak tetap dan mengubah warung kelontongnya menjadi agen produk digital dan keuangan..
“Di pasar itu, saya menjadi satu-satunya pedagang yang menjual barang kebutuhan sehari-hari sekaligus melayani berbagai transaksi produk virtual. Alhasil, baik pembeli maupun sesama penjual bila memerlukan pulsa, token listrik, atau transfer uang akan datang ke warung,” ujar Monika.
Transformasi bisnisnya, ujar Monika yang menghasilkan peningkatan pendapatan hingga 2-3 kali lipat, otomatis berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Berkat penjualan produk virtual, Monika berhasil bangkit dari masa sulit setelah tempat tinggalnya terbakar.
Peran Monika sebagai agen inklusi finansial kemudian tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan pelanggan dengan produk virtual.
Namun bersama Komunitas Juwara, Monika mentransfer kecakapan digital dan semangat transformasinya kepada banyak pedagang kecil melalui sesi edukasi yang diselenggarakan secara daring maupun luring.
“Karena merasakan banyaknya untung bergabung dengan Mitra Bukalapak yang terus serius membantu usaha mikro untuk berkembang, maka saya juga semangat untuk mengajak pengusaha kecil lainnya bergabung, belajar dan berhasil seperti saya, ” katanya. (lis)