Medan, 1/8 (indonesiaaktual.com) – Sampoerna Academy tetap pada keputusan untuk tidak melanjutkan proses penerimaan terhadap salah satu calon siswa kelas 8 karena dinilai perilakunya yang tidak sesuai dan menyalahi nilai sekolah.
“Keputusan tersebut dilakukan dengan sangat seksama dan melalui berbagai pertimbangan yang melibatkan bukti dan fakta yang kuat.Keputusan itu sudah disampaikan ke orang tua yang bersangkutan, ” ujar Akbar Sugema Allutfi, perwakilan Corporate Communication Sampoerna Academy di Medan, Kamis (1/8/2024).
Dia mengatakan itu terkait pemberitaan soal keputusan Sampoerna Academy tentang tidak dilanjutkannya penerimaan terhadap salah satu siswa kelas 8.
Dia menyebutkan, keputusan itu mengacu pada fakta kejadian yang berawal dari perselisihan sang anak calon siswa tersebut dengan siswa lain di sekolah itu dan berujung pada insiden kekerasan verbal dan pengancaman.
Kejadian itu berpotensi membahayakan siswa lain.
“Hal itu bertentangan dengan nilai-nilai yang diusung oleh Sampoerna Academy,”katanya.
Menurut dia, secara administratif, surat pemberitahuan penghentian proses pendaftaran murid tersebut dan juga berisikan komitmen Sampoerna Academy untuk mengembalikan seluruh dana pembayaran uang sekolah telah dikirimkan.
Surat itu sudah diterima orang tua yang bersangkutan, namun sampai saat ini pihak keluarga calon siswa belum mengirimkan nomor rekening untuk proses pengembalian dana.
“Dengan demikian, status yang bersangkutan di Sampoerna Academy sudah jelas tidak dapat dilanjutkan dan bukan merupakan siswa Sampoerna Academy,”katanya.
Sekolah menimbang pembinaan karakter yang bersangkutan agar dapat dilakukan secara skala prioritas oleh lingkungan terdekat yang bersangkutan, dalam hal ini orang tua/wali murid.
Terutama memperhatikan situasi sekolah yang kondusif untuk proses belajar mengajar.
Sampoerna Academy juga berharap bahwa keputusan itu juga bisa menjadi momen pembelajaran dan refleksi bagi yang bersangkutan sehingga diharapkan peristiwa dan perilaku yang berpotensi bahaya tidak terulang dan bereskalasi di kemudian hari.
“Menyadari betapa pentingnya kesehatan psikologis anak dalam menghadapi situasi yang kompleks. Kami berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan setiap siswa dan hal ini menjadi pertimbangan utama dalam menanggapi pemberitaan yang ada, ”
ujar Akbar Sugema Allutfi.
Sampoerna Academy menegaskan, perlu waktu lebih lama dalam memberikan tanggapan terhadap pemberitaan soal kasus tidak dilanjutkannya proses penerimaan terhadap salah satu calon siswa kelas 8 tersebut dengan alasan perilaku anak yang tidak sesuai dan menyalahi nilai sekolah.
Langkah itu diambil untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mempertimbangkan dampaknya terhadap individu atau anak di bawah umur yang terlibat.
“Sebagai institusi pendidikan, kami sangat memahami pentingnya melindungi identitas dan kesejahteraan psikologis anak-anak. Kami yakin bahwa pemberitaan yang tidak tepat dan situasi yang terjadi saat ini dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak tersebut di masa depan,”katanya.
Namun, Sampoerna Acedemy sangat menyayangkan adanya pemberitaan yang semakin liar, tendensius dan melibatkan berbagai pihak yang tidak berkepentingan, sehingga esensi dan fakta sebenarnya menjadi kabur.
Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk melakukan klarifikasi terhadap pemberitaan yang tidak benar terkait Sampoerna Academy.
Keputusan yang bijaksana, berdasarkan bukti, dan memprioritaskan lingkungan sekolah yang kondusif.
“Keputusan untuk tidak melanjutkan proses penerimaan terhadap siswa kelas 8 tersebut dilakukan dengan sangat seksama dan melalui berbagai pertimbangan yang melibatkan bukti dan fakta yang kuat, ” ujarnya.
Sampoerna Academy berharap klarifikasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai situasi ini dan menjawab kesimpangsiuran berita yang mungkin timbul. (lis)