Medan, 10/8 (indonesiaaktual.com) – BISA Fest yang menampilkan semarak seni tradisi Batak di Medan, merupakan bentuk kolaborasi pemerintah pusat, DPR RI (Komisi X) serta pemerintah daerah.
“Program mini even ini diharapkan memberikan inspirasi bagi seniman untuk terus berkarya dalam menarik kunjungan wisata dan memberikan dampak positif sosial dan perekonomian bagi masyarakat sekitar,” ujar Kapokja Strategi Dan Pemenangan Tuan Rumah Direktorat Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf Robby Hasan di Medan, Jumat (9/8/2024).
Robby Hasan menyebutkan BISA Fest merupakan bentuk kolaborasi pemerintah pusat, DPR RI dalam hal ini Komisi X serta pemerintah daerah.
Seiring dengan perkembangan kesenian, katanya, karya seni sudah menjadi identitas dan ikon magnet pariwisata.
“Program mini even ini diharapkan memberikan inspirasi bagi seniman untuk terus berkarya dalam menarik kunjungan wisata dan memberikan dampak positif sosial dan perekonomian bagi masyarakat sekitar,” ujar Robby.
Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan dalam sambutannya pada acara BISAFest di Regale International Convention Centre Medan, mengaku pernah memimpikan Sumut memiliki gedung khusus tarian yang setiap harinya mempertujukkan atraksi budaya tarian nusantara dan menjadi destinasi wisata yang menarik wisatawan.
“Saya pernah memimpikan ada gedung tarian di Sumut yang menyajikan beragam kisah kekayaan budaya nusantara dengan konsep tarian,” kata Sofyan Tan.
Sofyan Tan mengatakan, kalau dulu sempat ada gedung Tapiandaya tapi kini kondisi gedungnya sudah tidak berdaya lagi.
Kemudian ada juga Gedung Taman Budaya yang kini tidak berfungsi karena ada masalah status kepemilikan aset antara Pemko Medan dan Pemprov Sumut.
Padahal lanjutnya, untuk pengembangan Taman Budaya ketika itu sudah tersedia anggarannya hasil perjuangan di DPR.
Namun karena tidak ada kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Sumut dan Kota Medan, maka pengembangannya batal terealisasi.
“Saya belum menemukan kepala daerah di Sumut yang punya pemikiran mewujudkannya,” ujar Politisi PDI Perjuangan itu.
Sofyan Tan menjelaskan bahwa para pelaku seni dan budaya yang dibutuhkan adalah panggung dan tempat pertunjukan agar ide-ide kreatif terus muncul dan berkembang.
Namun arena fasilitas tersebut belum bisa diwujudkan, maka Sofyan Tan mengaku hanya bisa membantu para penggiat seni dan budaya menampilkan karya-karyanya di mini even festival seperti BISAFest Kemenparekraf.
“Saya bawa program tersebut ke Sumut agar ada wadahnya. Sudah berkali-kali kita gelar di Medan,” ujarnya.
Sofyan Tan mengungkapkan dirinya tidak ingin hanya fokus di pendidikan, tapi juga serius dalam pengembangan seni dan budaya.
“Pendidikan memang akan membuat orang pintar, tapi orang pintar yang baik hanya ada jika dia paham dan mengerti tentang seni dan budaya,” ujarnya.
Dalam BISAFest tersebut dipertunjukkan Tari Tor-Tor Santi-Santi Mamaris oleh Sanggar Seni Bale Marojahan, Tari Tor-Tor Cawan-Ulos dari De Tradisi, Trio Opera dari Trio Boru Nauli, dan Atraksi Musik Tradisi Batak Sumatran Incedental Music.
Hadir di acara antara lain Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Medan Vianti Dewi, Marius Sitohang seorang musisi Batak Toba sebagai narasumber. (lis)